JAKARTA, iNews.id - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda mengalami 13 kali erupsi dalam dua hari. Letusan terakhir terjadi Senin (27/11/2023) pukul 15.25 WIB.
“Terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau pada hari Senin, 27 November 2023, pukul 15.25 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 800 m di atas puncak (± 957 m di atas permukaan laut),” kata Tim Pos Pengawas Gunung Anak Krakatau Anggi Nuryo Saputro dalam keterangannya, Senin (27/11/2023).
Anggi melaporkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 70 mm dan durasi 113 detik.
Menurut informasi PVMBG, gunung api Gunung Anak Krakatau terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 25-50 meter dari puncak. Cuaca berawan, angin lemah ke arah barat laut. Suhu udara sekitar 26.3-28.5°C. Kelembaban 61-70 persen.
“Masyarakat pun diminta untuk tidak mendekat ke area Gunung Anak Krakatau. Aktivitas warga pun dibatasi dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif,” kata Anggi.
Warga Dengar Suara Dentuman
Warga di Pulau Sebesi mengaku mendengar suara ledakan saat erupsi terjadi pada Gunung Anak Krakatau, Minggu (26/11/2023). Suara itu bahkan terdengar seperti ledakan bom.
"Waktu saya lagi nonton tv, sekitar jam 9 malam kaget suara ledakannya itu gede bener (besar sekali)," ujar salah satu warga Umar, saat dikonfirmasi, Senin (27/11/2023).
Umar menuturkan, hampir sebagian besar warga Pulau Sebesi juga mendengar suara dentuman tersebut.
"Semuanya dengar, ada beberapa wilayah juga hubungin saya nanya dengar suara ledakan atau nggak," kata dia.
Menurut Umar, usai mendengar suara dentuman tersebut, warga Pulau Sebesi langsung melakukan penjagaan.
"Iya semalam itu, (warga) langsung pada ronda," tuturnya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait