LAMPUNG SELATAN, iNews.id - Warga di sejumlah daerah Provinsi Lampung mengaku sempat mendengar suara dentuman atau gemuruh bersamaan dengan kilatan cahaya di langit pada Selasa (25/12/2018) malam hingga Rabu (26/12/2018) dini hari.
Warga Pulau Sabesi, Kabupaten Lampung Selatan, Yaya Sudrajat mengatakan, peristiwa itu terjadi jelang tengah malam. Lokasi kira-kira berjarak 11 mil dari tempat tinggalnya di Pulau Ssabesi, sebuah gugusan pulau di Selat Sunda dekat dengan Pulau Gunung Anak Krakatau.
"Tidak terasa ada getaran, tapi terdengar gemuruh dan kilatan di langit seperti petir," kata Yaya saat dihubungi wartawan di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung.
Sementara itu, warga Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan, Ruli, mengaku melihat kilatan cahaya dan suara gemuruh terus menerus yang diperkirakan berasal dari arah Gunung Anak Krakatau. Menurut dia, banyak orang khawatir atas peristiwa tersebut.
"Kami mempertanyakan suara gemuruh dan kilatan petir itu, dan mengharapkan pihak berwenang dapat menjelaskannya sehingga tidak menimbulkan kecemasan," ujar dia.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Andi Suardi, membenarkan adanya dentuman yang terdengar di sejumlah daerah Provinsi Lampung Selatan. Dia yang berada Hargopancuran, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, mengakui, gemuruh tersebut masih terdengar hingga Rabu dini hari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM terus melakukan pemantauan kondisi aktivitas tremor Gunung Anak Krakatau atau pun kondisi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.
Karena kondisi ini sewaktu-waktu dapat mengakibatkan longsor tebing kawah Gunung Anak Krakatau ke laut dan berpotensi memicu gelombang tinggi atau tsunami.
"Masyarakat diminta tetap waspada dan menghindari lokasi pesisir/pantai setidaknya sejauh minimal satu kilometer dari bibir pantai terdekat," kata keterangan terulis BMKG.
Terkait dentuman, pihaknya tidak mendeteksi adanya awan Cumulonimbus yang signifikan di wilayah Lampung selain di wilayah Gunung Anak Krakatau. Ketinggiannya mencapai lebih dari 10 kilometer, terlihat dengan jelas adanya kilat dari arah kantor BMKG Lampung.
Namun untuk dentuman, pihak BMKG mengaku tidak mendengarnya sama sekali sampai saat ini, mengingat jarak dengan Gunung Anak Krakatau kurang lebih 100 kilometer.
BMKG mengingatkan, pascaterjadi bencana, seperti tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam, masyarakat biasanya sangat mudah terpancing oleh isu-isu yang tidak valid. Faktor trauma dan takut mengalami kejadian yang sama memang sangat mudah membuat kepanikan.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait