16 Jam Berenang di Selat Sunda, Ini Pengakuan Nelayan Selamat Tsunami
PANDEGLANG, iNews.id - Iyan (32) satu dari tiga nelayan yang selamat dari tsunami Selat Sunda. Bukan hanya itu, dia juga sedang berada di kaki Gunung Anak Krakatau saat terjadi erupsi di sana.
Pengakuan Ican ini direkam oleh seorang warga di kawasan Dermaga Pulau Sabesi, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Dia bersama dua rekannya sesama nelayan yang selamat dari bencana, Fuji (28) dan Ican (48).
Kronologinya, kata Iyan, terjadi sekitar pukul 08.00 WIB, ketika Gunung Anak Krakatau erupsi. Dia melihat sendiri bagaimana gunung tersebut tampak terbelah menjadi dua, kemudian material bebatuan gunung jatuh ke laut.
"Krakatau (Anak Gunung Krakatau) terbelah dua, sebagian pecahannya jatuh ke laut," kata Iyan dalam rekaman tersebut, Selasa (25/12/2018).

Saat melihat itu, dia langsung terjun ke laut dan berenang di perairan Selat Sunda. Iyan sempat terombang-ambing gelombang laut, dan berusaha berenang kurang lebih selama 16 jam.
"Berenang dari jam 8 malam sampai jam 12 siang besoknya," ujar dia.
Iyan ketika itu bersama dengan belasan nelayan lainnya. Namun, dari kaki Gunung Anak Krakatau, hanya dia dan Ican yang berhasil selamat. Dia mengatakan, ada 12 orang lainnya bersama mereka yang selamat.
Berbeda dengan Iyan, ketika peristiwa itu terjadi seorang rekannya Fuji sedang berada di perairan laut tersebut. Dia tengah menangkap ikan, kemudian dikejutkan dengan erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Semburan api (lava pijar) menyebar, dan Gunung Anak Krakatau kayak pecah," kata Fuji.
Tidak lama setelah itu, munculah gelombang air kira-kira setinggi 12 meter dari permukaan laut. Kapal perahu yang ditumpanginya langsung terhempas dan hancur. Beruntung Fuji selamat dari terjangan ombak.
"Itu (kilatan cahaya) berasal dari gunung (erupsi)," ujar dia.
Baik Fuji, Iyan dan Ican kini berada di sebuah Dermaga Pulau Sabesi, Kabupaten Lampung Selatan. Rekaman video mereka pun viral di media sosial. Ketiganya disebut sebagai saksi hidup dari bencana erupsi yang menyebabkan tsunami di Banten dan Lampung itu.

Melansir akun Instagram @infokyai, sejumlah netizen menanggapi pengakuan mereka antara percaya dan tidak percaya. Akun @yulisa_agamais berkomentar, ketiga nelayan ini cocok menjadi angkatan laut, karena berenang dari jam 8 malam hingga 12 siang.
"Anggota marinir kayaknya tuh orang," ujar akun @purnama_genta_iriawan.
Seperti diketahui, bencana gelombang tsunami yang melanda Banten dan Lampung sejauh ini telah merenggut 429 korban jiwa, 1.485 luka-luka, dan 154 orang hilang.
Editor: Andi Mohammad Ikhbal