Cerita Nelayan di Tanggamus, Selamat setelah 2 Hari Terombang-ambing di Laut

TANGGAMUS, iNews.id - Adha Diantoro alias Dian (27), nelayan asal Lampung Selatan yang sempat terombang-ambing di tengah lautan akhirnya bisa bernafas lega. Dia kembali bertemu dengan keluarga tercintanya.
Dian merupakan warga Pulau Sebesi, Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan ini diselamatkan pada Senin (7/2/2022) kini telah bertemu keluarganya.
Pertemuannya ini terjadi setelah estafet dari Basarnas Lampung kepada Basarnas Tanggamus yang melakukan penjemputan, agar Dian kembali bisa bertemu dengan keluarga.
Setibanya di kantor Basarnas Tanggamus, nelayan warga Pekon Tampang Tua Kecamatan Pematang Sawa telah ditunggu istri dan buah hatinya yang masih balita dengan didampingi mertuanya.
Pertemuan itu sangat membuat haru, Dian langsung memeluk mertuanya dan mecium anak bayinya. Bersamaan istri yang menghampirinya juga memeluknya dengan erat.
Ditengah keharuan itu, seorang personel kepolisian segera memecah suasana dan mempersilahkan keluarga kecil itu masuk ke kantor Basarnas. Prosesi dilanjutkan dengan pelaksanaan berita acara penyerahan oleh Basarnas kepada pihak keluarga disaksikan pihak kepolsian Polsek Pematang Sawa, Polair, TNI AL dan Kepala Pekon Tampang Tua.
Usai penjelasan-penjelasan yang disampaikan Hendra selaku Katim Basarnas Tanggamus kepada keluarga Dian, selanjutnya prosesi ditutup dengan menyerahkan nelayan tersebut kepada pihak keluarga.
Katim Basarnas Hendra mengatakan, pihaknya pada Selasa (8/2/2022) mendapatkan informasi ada warga yang hilang dan belum kembali dari memancing.
"Kami kemudian berkoordinasi dengan Kapolsek Pematang Sawa bahwa info tersebut benar. Sehingga Basarnas Lampung melalui Pos SAR Tanggamus melakukan aksi secara berjenjang. Ternyata, setelah dilakukan pencarian, kondisi nelayan selamat dan berada di Pulau Sebesi, sehingga dilakukan penjemputan oleh Basarna Lampung," kata Hendra, Kamis (10/2/2022).
"Korban sudah dua hari terombang-ambing di lautan," lanjutnya.
Dari hasil pemeriksaan, korban berangkat melaut pada Sabtu (5/2/202) kemudian korban dihantam badai kemudian mesin dari perahunya mengalami kerusakan dan mati.
"Sehingga dua hari terombang-ambing di lautan dan terdampar di Pulau Sebesi," kata dia.
Sementara itu, Dian mengatakan, dirinya memancing bersama sejumlah temennya, hanya temannya berpencar, lalu pada pukul 23.00 WIB ada angin kencang disertai hujan.
"Jadi gelap hingga Gunung Tanggamus dan Pulau Tabuan tidak terlihat," katanya.
Saat itu, kata dia, jangkar perahunya sudah tidak dapat menancap, padahal dia terus berusaha menjatuhkan jangkar, tetapi sudah tidak dapat tersangkut. Dia mengaku bersyukur karena terdampar di Pulau Sebesi hingga di tolong warga di sana.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto