Pria di Pringsewu Tewas Tenggelam di Embung Usai Cari Ikan Pakai Setruman

PRINGSEWU, iNews.id - Nasib sial dialami seorang pria bernama Efendi (30). Pria asal Pekon Fajar Baru, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu, Lampung itu tews tenggelam di embung.

Kapolsek Pagelaran AKP Safri Lubis mengatakan, insiden itu terjadi beberapa waktu yang lalu.  Saat itu, Efendi bersama ketiga rekanya yakni Eko (32), Alfian (40) dan Anton (36) tengah mencari ikan di embung tersebut dengan menggunakan alat setrum.

Baca Juga

Buron 5 Tahun, Pencuri Ternak di Pringsewu Disikat Polisi

"Jadi saat korban nyetrum ikan di TKP, korban melihat ada ikan yang terkena setrum. Dia kemudian melompat ke embung, lalu korban berenang mengambil ikan tersebut," kata Safri, Kamis (11/3/2021).

Safri menambahkan, setelah ikan berhasil diambil, diduga korban kelelahan dan kehabisan tenaga.

Baca Juga

Panen, Polres Pringsewu Tangkap 6 Pengguna Narkoba Dalam Semalam

"Kemudian korban berteriak minta tolong kepada rekan rekanya, namun belum sempat ditolong oleh rekan rekannya korban sudah tenggelam," katanya.

Lebih lanjut Safri mengatakan, melihat temanya tenggelam, rekan korban berusaha mencari korban, namun setelah dicari korban belum diketemukan. Ketiga teman korban kemudian meminta pertolongan warga sekitar.

Baca Juga

Oleng saat Salip Motor, Siswi SMP di Pringsewu Tewas Terlindas Truk

Warga kemudian melapor ke polsek. Tak lama, petugas datang dan membantu melakukan pencarian.

"Setelah satu jam lebih mencari akhirnya korban ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia," kata dia.

Polisi sempat kesulitan melakukan pencarian karena lokasi embung yang luas dengan kedalaman sekitar tujuh meter. Sementara di permukaan embung dipenuhi tanaman sejenis enceng gondok.

Setelah korban ditemukan kemudian jenazah korban langsung dibawa ke RSUD Pringsewu untuk dilakukan pemeriksaan penyebab meninggalnya korban.

"Hasilnyatidak ditemukan bekas-bekas tanda kekerasan dan meninggalnya korban murni akibat tenggelam," kata Safri.

Sementara itu, pihak kelurga korban sudah ikhlas menerima kematian korban, dan membuat pernyataan keberatan untuk proses autopsi.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto