Pratu Suparlan yang saat itu masih hidup menyadari sedikit waktu yang tersisa. Ketimbang kabur, dia memilih untuk maju tak gentar melawan musuh.
Dia kemudian membuang senjatanya dan mengambil senapan mesin milik rekan yang gugur. Saat itu, dia diberondong peluru musuh yang mengoyak tubuhnya.
Dengan bercucuran darah, Suparlan tidak roboh. Dia mengambil pisau komandonya dan berlari menghabiskan Fretilin ke tengah semak belukar. Perjuangan Suparlan berbuah manis, dirinya berhasilk menyingkirkan pasukan militer komunis itu.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait