Bayangkan, sejak zaman jahiliyah saja orang-orang Arab waktu ini memuliakan bulan Rajab ini, masa di zaman kita ini tidak memuliakannya.
Dulu, orang-orang Jahiliyah memuliakan bulan Rajab ini dengan cara tidak memperbolehkan ada peperangan selama bulan tersebut.
Umpamanya, ada si “A” yang dulu pernah membunuh bapaknya si “B” kemudian si “A” itu bertemu dengan si “B”, maka keluarga si “B” tidak akan membalas dendamnya pada si pembunuh itu.
Terdapat firman Allah swt yang menyebut keutamaan bulan Rajab ini, yakni dalam Quran Surat At Taubah ayat 36. Begini bunyinya:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. at-Taubah/9: 36).
Sementara itu, Nabi Muhammad saw bersabda: “Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaannya tatkala Allah menciptakan langit dan bumi, setahun ada dua belas bulan di antaranya terdapat empat bulan haram, tiga bulan berurutan yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar yang terletak antara Jumada (akhir) dan Syaban.”
Kata haram dalam hadits tersebut artinya bulan yang disucikan. Maka, marilah kita memuliakan bulan Rajab ini dengan banyak berdoa dan memohon ampunan kepada Allah swt.
Hadirin yang saya hormati,
Demikian sepatah dua patah kata yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Semoga kita bisa mendapat berkah di bulan Rajab ini dan diberi kesempatan untuk beribadah di bulan Ramadhan nanti. Demikian contoh teks ceramah tentang bulan Rajab yang bisa dijadikan referensi untuk ceramah.
4. Adab Mencari Ilmu
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ الله، لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِالله وَ بَعْدُ
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Atas karunia-Nya juga, kita bisa berkumpul di tempat mulia ini.
Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam.
Dewasa ini, tidak sedikit orang yang mempunyai banyak ilmu, namun tidak mempunyai adab sama sekali. Yang lebih banyak lagi, kejadian terhadap mereka yang masih dalam proses menimba ilmu di tahapan dasar, namun sudah sangat kurang ajar terhadap gurunya.
Sering sekali muncul di pemberitaan, bahwa ada segerombolan murid yang mencaci, menghina bahkan sampai memukul gurunya karena murid tidak suka, atau murid tidak terima dengan tindakan guru, dan faktor lainnya.
"Fenomena seperti ini menunjukkan bahwa orang tersebut miskin adab, terlebih adab dari murid kepada gurunya," kata Ustaz Syafri Muhammad Noor dalam bukunya "Adab Murid Terhadap Guru".
Padahal para ulama sudah menjelaskan bahwa kedudukan adab itu ada di atasnya ilmu. Hal tersebut bisa dilihat dari nasehat para ulama semisal Imam Malik Rahimahullah, beliau pernah mengatakan:
تعلم األدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Berikut 14 Adab Mencari Ilmu yang perlu diketahui:
1. Memilih Guru dan Beristikharah
Pertama, Hendaknya seorang murid menimbang dan melakukan istikharah kepada Allah tentang seorang guru yang mau diambil ilmunya.
2. Berakhlak Yang Baik
3. Mencari Guru Yang Mempunyai Kompetensi
4. Murid Harus Wara’
Seorang murid tidak menginginkan penambahan ilmu tatkala kurang teguh dalam bersikap wara’ atau beragama, atau tidak memiliki tingkah laku yang baik.
5. Menimba Ilmu Bukan karena Popularitas Guru
Hindari menimba ilmu karena popularitas guru dan meninggalkan orang ahli ilmu yang tidak populer.
6. Mencari Guru Yang Jelas Riwayat Belajarnya
Hendaklah berusaha mendapatkan syaikh/ guru yang memiliki pengetahuan ilmu-ilmu syar’i secara sempurna.
7. Mengikuti Arahan Guru
Murid hendaknya mengikuti kepada gurunya dalam berbagai urusannya, dan tidak keluar dari pendapat maupun pengaturannya.
8. Menghormati Guru
Hendaknya murid memandang guru dengan pandangan penghormatan dan meyakini padanya derajat kesempurnaan, karena dengan seperti itu bisa lebih berpotensi untuk mendapatkan manfaat darinya.
9. Memanggil Guru dengan Sopan
Seyogianya, janganlah memanggil guru dengan panggilan yang tidak ada penghormatannya, jangan pula memanggilnya dari kejauhan, akan tetapi memanggilnya dengan ucapan: “wahai sayyidi, wahai ustadzi”.
10. Bersabar dalam Menimba Ilmu
Sebagian orang salaf mengatakan: siapa saja yang tidak bersabar atas kehinaan dalam perjalanannya dalam taklim, maka selama hidupnya berada dalam kebodohan, dan siapa saja yang bersabar atasnya maka akhir perkaranya akan mengarah kepada kemuliaan di dunia dan akhirat.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait