JAKARTA, iNews.id - Fakta terbaru terungkap terkait penangkapan teroris jaringan Jamaah Islamiyah, Taufik Bulaga alias Upik Lawanga. Upik diduga melakukan uji coba senjata rakitan dan bom di bungker rumahnya. Dia samarkan suara dentuma dengan suara bebek peliharaannya.
"Suara bebek untuk mempengaruhi orang lain agar tidak mendengar suara ini," kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad, Minggu (20/12/2020).
Pandra menambahkan, Upik merakit senjata api dan bom di bungker dalam rumahnya di Lampung. Selama ini Upik selalu mendapatkan pesanan senjata api rakitan.
"Setiap aktivitas bungker tersebut sudah ditemukan antara lain senjata api rakitan sudah dibuat karena sudah ada pemesannya yaitu senjata panjang," kata dia.
Pandra melanjutkan, penyidik juga memeriksa seluruh ruangan rumah Upik. Salah satu lokasi yang diperiksa bungker yang terdapat air.
"Memang dalam bungker tersebut tempat persembunyian barang bukti dan perakitan senjata api dan bom. Apa guna air untuk kedap suara, dilakukan uji coba di dalam lokasi ini," katanya.
Warga Lampung, kata dia mengenal Upik sebagai penjual bebek. Warga tidak mencurigai Upik sebagai terduga teroris.
"Dilihat di sini masyarakat agar berjauhan rumahnya dan sawah cukup luas, dan orang di sini mengenal Upik sebagai penjual bebek," kata dia.
Seperti diketahui, Taufik Bulaga alias Upik Lawanga mempunyai peran dalam kejahatan terorisme di Indonesia.
"Upik Lawanga merupakan anggota JI yang menjadi dalang dari beberapa terror Bom seperti Bom Tentena, Bom Gor Poso, Bom Pasar sentral dan rangkaian Tindakan terror lainnya pada tahun 2004 hingga tahun 2006," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono.
Tak hanya itu, Upik bahkan mempunyai senjata api rakitan jenis Thimpson beserta pelurunya. Dia pernah memberikan materi pembuatan senjata dan bom kepada anggota JI di Lampung.
"Selama di Lampung dia merakit mencetak senjata," kata Argo
Pelarian Upik berakhir pada Senin (23/11/2020) sekitar pukul 14.00 WIB. Dia ditangkap Densus 88 Aniteror di Jalan Raya Seputih Banyak, Lampung Tengah, Lampung.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait