Renalia sedang menggendong anak keduanya, Lekok Wahyuni (2) yang mengidap penyakit langka (Enrico Ngantung/MNC Portal)

LAMPUNG BARAT, iNews.id - Nasib pilu menimpa pasangan suami istri (pasutri) di Lampung Barat, Biono (35) dan Renalia (32). Warga Pekon Kejadian, Kecamatan Belalau, ini harus menerima kenyataan pahit karena kedua anakna didiagnosa mengidap penyakit langka Thalassemia.

Kedua anak biono berna,a Lekat Wahyudi (5) dan Lekok Wahyuni (2) kini tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Alimudin Umar Liwa.

Thalassemia merupakan kelainan darah genetik yang berkepanjangan, pengobatannya pun harus dilakukan secara serius. Penyakit ini membuat keduanya tidak bisa memproduksi sel darah merah yang baik. Karena itu, mereka harus mendapatkan transfusi darah dari orang lain secara terus menerus. 

Mirisnya, karena sulit mendapatkan kantong darah golongan A yang sesuai dengan darah Lekat dan Lekok, transfusi hanya dilakukan saat kakak beradik ini terlihat pucat (bergejala).

"Gak mesti tiap minggu atau bulan, kalau mereka udah kelihatan pucat langsung dibawa ke rumah sakit untuk tranfusi," kata Renalia saat ditemui di ruang perawatan RSUD Alimudin Umar, Kamis (11/3/2021).

Renalia menambahkan, meski semua biaya perawatan ditanggung oleh BPJS kesehatan, kendala terberat keluarga adalah mencari golongan darah A untuk tranfusi.

Pasalnya, rumah sakit, puskesmas bahkan Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Lampung Barat sampai saat ini belum memiliki stok untuk golongan darah A. 

"Selama ini kami berusaha nyari darah ke keluarga dekat, tetangga, Polres, Kodim, pokoknya mana yang bisa. Kemarin tanggal 1 udah ke sini (RS) tapi pendonornya belum ada. Kami coba minta ke Puskesmas, Kecamatan, PMI tapi belum ada juga," kata Renalia sambil menyeka air mata.

Anak pertama dari Renalia, Lekat Wahyudi (5) yang mengidap penyakit Thalasemia (Enrico Ngantung/MNC Portal)

Kondisi inilah yang membuat Renalia terus resah. Raut wajahnya menunjukkan kegelisahan. Dirinya sangat berharap ada pendonor yang mau mendonorkan darahnya demi kesembuhan anaknya.

Meskipun telah ditetapkan sebagai penerima Bantuan Sosial Tunai (BST), sebagai OTM (Orang Tidak Mampu) yang masuk dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial), pasutri yang kesehariannya bekerja sebagai buruh tani ini berharap bisa menerima Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS).

"Kalau bisa, kami yang susah ini bisa kaya orang-orang lainnya dapat PKH, dapet bantuan apa gitu karna mau bawa mereka berdua kesini aja kami gak punya uang," kata Renalia.

(Enrico Ngantung).


Editor : Nur Ichsan Yuniarto

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network