Tangkapan layar tindakan represif aparat kepada warga demo soal solusi penanganan banjir di Kantor Wali Kota Bandar Lampung. (Foto: X)

JAKARTA, iNews.id - Aksi demo terkait penanganan banjir berujung ricuh terjadi di depan Kantor Wali Kota Bandar Lampung, Kamis (24/4/2025). Aparat keamanan bertindak represif kepada warga yang sedang menyuarakan aspirasinya terkait solusi penanganan banjir.

Rekaman video tindakan represif sejumlah aparat keamanan saat membubarkan pendemo pun viral di media sosial. Terlihat seorang warga dipiting di aspal dan beberapa ditangkap dengan perlakuan kasar.

Bahkan seorang oknum petugas terekam melarang perekaman video saat tindakan represif tersebut.

"Kamu masuk nyelonong-nyelonong, hei jangan divideokan ya," kata oknum petugas tersebut dalam video yang diunggah akun BEBEL di X @pasifisstate dikutip Jumat (25/4/2025).

"Potret warga Lampung yangg direpresi aparat setempat ketika mereka melakukan protes terhadap Wali Kota Bandar Lampung pada siang tadi di Kantor Wali Kota Bandar Lampung atas penyelesaian masalah banjir di Kota Bandar Lampung," tulis keterangan akun tersebut. 

Aksi unjuk rasa ini merupakan respons warga terhadap penanganan banjir di Bandar Lampung yang dianggap tidak efektif dan telah menyebabkan korban jiwa. 

Pendemo menyampaikan aspirasi melalui spanduk dan orasi yang menuntut perbaikan sistem drainase, pembersihan saluran air serta peningkatan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan limbah.

Ketegangan terjadi saat pendemo berupaya menerobos masuk ke dalam Gedung Wali Kota Bandar Lampung. Namun mereka langsung diamankan aparat keamanan yang membubarkan pendemo.

Sebelumnya, Camat Panjang Hendry dalam laporannya kepada Gubernur Lampung menyampaikan banjir di wilayah Panjang Utara, Kota Bandar Lampung menyebabkan 2.391 Kepala Keluarga (KK) terdampak. Selain itu tiga orang meninggal dunia akibat bencana tersebut.

Sementara Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana dalam keterangan sebelumnya menuding PT Pelindo II Regional Panjang sebagai salah satu penyebab banjir di Kelurahan Panjang Utara, Kecamatan Panjang.

Sebab banyak saluran air (drainase) yang berada di wilayah kerja Pelindo (Pelabuhan Panjang) sudah tidak lagi mengalir dan ditutup. Alhasil, aliran air yang berasal dari perkampungan tidak bisa mengalir ke muara atau ke laut dan meluap ke perkampungan warga.

Eva mengatakan, pihaknya meminta kepada Pelindo untuk bisa berkolaborasi dengan ikut membantu mengatasi banjir, khususnya di wilayah kecamatan Panjang.

"Tadi bisa kita lihat dan dengar sendiri dari masyarakat, banyak drainase yang ditutup. Kalau ini dibuka dua pintu saja, insyallah nggak banjir lagi," ujar Eva saat meninjau korban banjir di Kecamatan Panjang, Senin (21/4/2025).

Untuk itu kata Eva, Pemkot Bandar Lampung meminta dua pintu aliran Drainase untuk dibuka sehingga air tidak lagi meluap ke pemukiman warga.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network