get app
inews
Aa Text
Read Next : Fakta Mengejutkan, Siswa SMP Tikam Teman di Pesisir Barat akibat Tak Tahan Di-Bully

Cerita Perajin Tempe di Lampung Terpaksa Kurangi Ukuran Agar Tetap Produksi

Rabu, 06 Januari 2021 - 08:56:00 WIB
Cerita Perajin Tempe di Lampung Terpaksa Kurangi Ukuran Agar Tetap Produksi
Perajin tempe di Bandalampung, Lampung (Antara)

BANDARLAMPUNG, iNews.id - Perajin tempe di Bandarlampung, Lampung memutar otak agar tetap produksi meski harga kedelai melambung tinggi. Salah satu caranya dengan mengurangi ukuran ketebalan tempe.

"Salah satu cara untuk terus bertahan ya kita kurangi ketebalannya tapi tidak menaikkan harga jual di pasaran," kata salah satu perajin tempe di Gunung Sulah, Suyitno, Rabu (6/1/2021).

Suyitno menambahkan, mengurangi ketebalan tempe yang dia maksud yakni ukuran plastik si tempe masih seperti dulu cuma isinya lebih tipis.

"Tapi harga jual tetap," kata dia.

Produsen tempe di Joho, Condongcatur, Depok, Sleman. (Foto : Ist)
Produsen tempe di Joho, Condongcatur, Depok, Sleman. (Foto : Ist)

Suyitno mengatakan, harga kedelai impor saat ini berkisar Rp9.000 per kilogram, di mana normalnya harga bahan pokok membuat tempe tersebut berkisar Rp6.800 sampai Rp7.000 per kilogramnya.

"Kenaikan harga kedelai ini sudah dari tiga bulan lalu. Naik harga bertahap dari Rp100, Rp200 hingga sekarang sampai Rp2.000 per kilogram naiknya," kata dia.

​​​​Menurutnya, kenaikan itu menjadi ujian berat bagi perajin, apalagi sekarang sedang dalam masa pandemi Covid-19 di mana rata-rata sudah mengurangi jumlah produksinya.

"Sebelum pandemi saya bisa produksi 80 kilogram sehari, di masa Covid-19 ini kita kurangi sedikit sekitar 60 kg sampai 70 kg sehari," kata dia.

Suyitno berharap harga kedelai ini kembali normal ataupun para perajin mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti halnya dahulu.

"Dulu pernah juga harga kedelai naik tinggi, tapi waktu itu kami langsung mendapatkan subsidi dari pemerintah sampai harganya kembali normal baru dicabut bantuannya," kata dia.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menyebutkan naiknya biaya angkut dan transportasi turut menjadi faktor yang menyebabkan melonjaknya harga kedelai di pasar dunia.

"Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga kedelai impor yakni ongkos angkut yang juga mengalami kenaikan. Waktu transportasi impor kedelai dari negara asal yang semula ditempuh selama 3 minggu menjadi lebih lama yaitu 6 hingga 9 minggu," kata Suwandi.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut