Kisah Pilu Pemuda Penderita Parkinson di Lampung, Ditinggal Ortu hingga Dibully Teman
TANGGAMUS, iNews.id - Kisah pilu dialami seorang pemuda 26 tahun di Tanggamus, Lampung. Pemuda bernama Nanda Apriyanto itu ditinggalkan orang tuanya bahkan menjadi sasaran bully teman sekolahnya karena menderita Parkinson.
Nanda mengidap parkinson sejak lahir. Hal ini membuatnya menjadi sasaran bullying teman-teman di kampungnya. Bahkan, dia tidak berani melanjutkan sekolahnya.
Parkinson merupakan penyakit pada sistem saraf yang mengganggu kemampuan tubuh untuk mengontrol gerakan dan keseimbangan.
Kondisi ini menimbulkan beragam keluhan, seperti tremor, kaku otot, hingga gangguan koordinasi. Nanda mengalami gangguan motorik pada kedua tangannya yang membuat tangannya selalu bergetar sehingga susah memegang benda.
Mirisnya, hingga beranjak dewasa cia tidak pernah melihat ayah ibunya bahkan ia ditinggalkan setelah divonis penyakit tersebut. Nanda merupakan putra pasangan Irin dan Rodiyati warga Pekon Antar Brak, Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus.
Beruntung kasih sayang sang paman Lamhari dan bibinya Siti Suriah menegarkan hidup hingga usia ini.
Demi berbakti kepada paman dan bibinya, dia ingin bekerja untuk mereka. Namun apalah daya kaki yang menopang tubuhnya dan tangan yang selalu bergetar membuatnya tidak kuasa.
Pun demikian, dia mengaku. Selagi napasnya masih berhembus dia akan terus berusaha untuk keluarga yang menyanginya selama ini yakni paman dan bibinya.
"Nanda pengen usaha apa aja, biar menghasilkan uang untuk bantu paman saya," kata Nanda dengan terbata-bata, Minggu (7/8/2022).
Selain dapat menghasilkan uang, dirinya juga sangat berharap adanya bantuan bedah rumah dan aliran listrik di rumahnya sebab selama ini mengandalkan belas kasihan tetangga.
"Rumah paman saya udah mau rusak, belum punya listrik, sekarang lampu nya disalurin tetangga. Kasian paman sudah kondisi susah, merawat saya dari kecil," katanya.
Harapan besar, Nanda kepada pemerintah atau siapapun dermawan yang peduli kepada keluarga kecil dan dirinya sebab selama ini Nanda ingin usaha menghasilkan uang demi memasang listrik di rumahnya.
Nanda berharap dapat memberikan sesuatu untuk membalas kebaikan sang paman yang telah dianggapnya sebagai ayah kandung yang merawatnya selama ini.
Sementara, Lamhari mengatakan bahwa Nanda Apriyanto dirawatnya sejak bayi, dengan kondisi disabilitas.
"Saya rawat sejak bayi. Dia bisa bicara sedikit. Dia juga enggak sekolah cuma mengaji," kata Lamhari.
Lamhari mengaku, bahwa dia sehari-hari bertani dan istrinya menjadi buruh untuk menghidupi keluarganya termasuk merawat Nanda.
"Kerja sehari-hari tani, pengahasilan ala kadarnya jadi belum bisa perbaiki rumah dan belum bisa beli listrik," kata Lamhari.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto