Terinspirasi Jokowi, Warga Bandarlampung Bagikan 1.000 Jamu Empon-Empon

BANDARLAMPUNG, iNews.id - Warga Kota Bandarlampung membagikan 1.000 wedang jamu empon-empon untuk membantu warga yang terdampak Covid-19. Hal ini terinspirasi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kerap meminum jamu rempah-rempah.
"Sebanyak 1.000 wedang (minuman) empon-empon ini akan kami bagikan kepada masyarakat yang membutuhkan khususnya mereka yang terdampak Covid-19 ataupun yang sedang menjalani isoman," kata Ketua Pelaksana Komunitas Kontrakan Alif Subing, Deviana, Rabu (18/8/2021).
Deviana menambahkan, tujuan dari pembagian empon-empon ini agar semua elemen masyarakat dapat sehat sebab minuman yang dibuat dari berbagai rempah-rempah asli Indonesia ini bisa membuat antibodi menjadi kuat.
"Diharapkan antibodi masyarakat Bandarlampung lebih kuat dan virus corona tidak bisa dengan mudah masuk ke tubuh kita," kata dia.
Menurutnya, kegiatan pembagian empon-empon ini terinspirasi oleh Presiden RI Joko Widodo.
"Presiden Jokowi selama ini juga kerap meminum jamu yang terbuat dari rempah-rempah sehingga sampai kini pun kondisinya sehat," katanya.
Deviana melanjutkan, kegiatan pembagian empon-empon kepada warga akan dilakukan secara terus menerus, sedangkan untuk dana pembuatan minuman ini diperoleh dari sumbangan beberapa donatur.
"Jadi ada donaturnya juga untuk pembuatan empon-empon ini. Minuman ini juga merupakan homemade tanpa pengawet dan untuk manfaat yang maksimal wedang empon-empon harus diminum secara rutin," kata dia.
Selain itu juga, kata dia, situasi Covid-19 yang berdampak pada kesehatan dan juga ekonomi masyarakat serta telah banyak orang yang kehilangan kerabat dan sanak saudara, membuat Komonitas Kontrakan Alif Subing di Jayabaya II terketuk hatinya agar masyarakat dapat sehat dengan membuat empon-empon ini.
"Kami terketuk melakukan aksi sosial bersama yakni membagikan 1.000 botol jamu empon-emponan gratis kepada masyarakat sekitar. Dengan mengkonsumsi secara rutin minuman empon-emponan ini menjadi bahan edukasi ke masyarakat pentingnya pencegahan daripada pengobatan," kata dia.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto