Total Ada 88 Napi dan 3 Pegawai Lapas Rajabasa yang Positif Covid

BANDARLAMPUNG, iNews.id - Sebanyak 88 narapidana (napi) dan tiga pegawai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IA Rajabasa, Bandarlampung, positif Covid-19. Ini diketahui dari hasil test swab.

"Ada 88 narapidana. Selain itu, tiga pegawai kami juga dinyatakan positif Covid-19," kata Kepala Lapas Kelas IA Rajabasa Maizar, Senin (24/5/2021).

Baca Juga

Puluhan Napi dan Pegawai Lapas Rajabasa Bandarlampung Positif Covid-19

Maizar menambahkan, saat ini warga binaan yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut telah dipisahkan dengan napi lain yang sehat.

"Mereka dipisahkan di salah satu blok sel, sedangkan tiga pegawai lapas yang terpapar Covid-19 menjalani isolasi mandiri," kata dia.

Baca Juga

Larangan Mudik Usai, Bus AKAP Belum Tampak di Terminal Rajabasa Lampung

"Jadi, sebelumnya kami melakukan rapid test antibodi, karena melihat para napi ini banyak yang demam dan pilek, ada 126 yang reaktif dari tes itu," lanjutnya.

Kemudian, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Kanwil Kemenkumham Lampung, dan dikirimkan dokter dari klinik untuk melakukan tes swab bagi 126 napi tersebut.

Baca Juga

Penumpang Bus di Terminal Rajabasa Meningkat Tajam, Capai 498 Persen

"Hasilnya 88 di antaranya positif Covid-19," kata dia.

Atas adanya napi dan pegawainya yang positif terinfeksi Covid-19 itu, Maizar pun telah menghubungi Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kota Bandarlampung guna meminta mereka melakukan tes swab ulang kepada kurang lebih 1.000 napi di Lapas Rajabasa beserta semua pegawainya.

Baca Juga

Pegawai dan Napi di Lapas Rajabasa Bandarlampung Disuntik Vaksin Covid

Menurut dia tes usap tersebut diminta sebab bukan tidak mungkin terdapat narapidana lainnya atau pegawai lapas yang terpapar Covid-19.

"Ini sebagai antisipasi saja, meski kami sudah divaksin juga kan belum tentu tidak terpapar, jadi ada 1.010 napi minimal 1.000 itu harus diperiksa ulang, karena kan kami semua ruang lingkupnya dalam kompleks lapas tidak bisa kemana-mana," katanya.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto