Vaksinasi Lansia di Lampung Dimulai, Gubernur Arinal Jadi Pertama yang Disuntik

BANDARLAMPUNG, iNews.id - Vaksinasi Covid-19 bagi usia lanjut di Provinsi Lampung mulai dilaksanakan. Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menjadi lansia penerima pertama vaksin Covid-19.

"Sudah selesai divaksin Covid-19 setelah sempat tertunda karena sudah berusia lanjut," kata Arinal, Rabu (10/2/2021).

Baca Juga

Batu Meteor di Lampung Tengah Akan Dijual, Uangnya untuk Naik Haji

Arinal menambahkan, tidak ada permasalahan dan efek samping selama proses vaksinasi Covid-19.

"Semua baik-baik saja, dan ini menjadi vaksinasi yang pertama bagi lansia sehingga diharapkan bagi tenaga kesehatan yang telah lanjut usia dapat melaksanakan vaksinasi dengan baik tanpa ada rasa takut dan khawatir," katanya.

Baca Juga

9 Fakta Ibu Kandung Bunuh Balita di Bandarlampung, Nomor 5 Bikin Jengkel

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana mengatakan, tenaga kesehatan berusia lanjut di Provinsi Lampung juga mulai divaksin Covid-19.

"Kita kemarin telah mendata semua tenaga kesehatan yang akan menerima vaksinasi, namun seperti yang kita ketahui ada pula tenaga kesehatan berusia lanjut yang tertunda dan saat ini telah dapat dilakukan bagi mereka yang lansia," kata Reihana.

Baca Juga

Kronologi Balita Dibunuh Ibu Kandung di Bandarlampung, Dicekoki Minyak Ritual lalu Dibekap

Menurutnya, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesehatan lanjut usia telah mulai dilakukan.

"Saat ini pelaksanaan vaksinasi diberikan untuk tenaga kesehatan lanjutan usia, sedangkan untuk petugas pelayanan publik yang muda serta lanjut usia akan dilakukan pada tahap kedua di bulan Maret," kata dia.

Berdasarkan data yang ada tercatat distribusi usia sasaran vaksinasi untuk rentang usia 18 hingga 30 tahun berkisar 14,3 persen, lalu 31 hingga 45 tahun 16,8 persen, dan 46 hingga 59 tahun 5,9 persen.

Sebelumnya diketahui BPOM telah mengeluarkan persetujuan untuk penggunaan vaksin CoronaVac buatan Sinovac bagi masyarakat berusia di atas 60 tahun yang sebelumnya sempat mengalami penundaan.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto