Wisata Alam Kubu Perahu, Haiking ke Air Terjun sambil Lihat Satwa Liar
JAKARTA, iNews.id - Wisata alam Kubu Perahu ini terletak di wilayah Lampung Barat. Lokasi wisata ini berada di antara Kota Liwa dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, tepatnya di Desa Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit.
Dilansir dari berbagai sumber, Kubu Perahu merupakan perbukitan yang dikelilingi sungai dan hutan dengan pohon-pohon besar berusia ratusan tahun. Adapun pohon-pohon ini merupakan jenis pohon yang dilindungi pemerintah.
Wisata Alam Kubu Perahu ini terletak sekitar 7 kilometer dari Liwa. Bisa dikatakan,lokasinya strategis sehingga banyak wisatawan yang berkunjung. Kubu Perahu menyajikan sebuah wisata alam yang relatif masih alami.
Pasalnya, lokasi wisata ini termasuk dalam area Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Taman ini terntunga dalam perlindungan pemerintah agar tidak rusak ekosistemnya.
Di wisata alam Kubu Perahu terdapat tiga air terjun. Ada air terjun Sepapah Kiri dengan ketinggian 20 meter, kemudian air terjun Sepapah Kanan dengan tinggi 60 meter, dan air terjun Way Asah yang memiliki ketinggian sekitar 70 meter.
Untuk sampai ke lokasi ketiga air terjun tersebut pengunjung akan dikenai tiket masuk yang murah. Untuk wisatawan lokal, akan dikenakan tarif sebesar Rp1.500 per orang. Sedangkan bagi wisatawan mancanegara sebesar Rp15.000.
Untuk bisa melihat dan bermain air tejun, pengunjung harus lebih giat dan berusaha. Pasalnya, Anda diwajibkan berjalan selama 4 jam. Perjalanan ini menyusuri jalan setapak daerah bukit dengan samping kanan kiri hutan.
Lantaran berada di Taman Nasional, maka perjalanan hikin untuk ke air terjun ini akan ditemani dengan beberapa satwa dilindungi.
Mulai burung elang, gajah, menjangan, beruk, kera ekor panjang, burung rangkong, sesep madu, elang.
Selain itu, wilayah ini juga termasuk dalam ekosistem hutan hujan pegunungan sehingga banyak dijumpai jenis-jenis pohon langka berukuran raksasa yang telah berumur ratusan tahun dan sekitar 60 jenis anggrek liar.
Tak lupa, di lokasi ini juga terdapat Pusat Bumi Perkemahan yang memungkinkan pengunjung untuk kamping dan bermalam dengan menggelar tenda.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto