"Ada tiga truk pengangkut batubara beriringan waktu itu. Begitu saya menyadari jika mobil saya terkena tumpahan batubara, saya langsung putar arah dan mengejar truk tersebut," katanya.
"Hampir saja bongkahan itu mengenai kaca depan mobil kalau tidak bisa celaka saya," katanya.
Dia membenarkan jika muatan batubara itu ditutupi terpal. Namun ada kemungkinan ikatan penutupnya tidak kuat ataupun kurang rapat, sehingga pada saat hilang keseimbangan beberapa bongkahan ada yang terlempar keluar.
Senada dengan Subran, salah seorang warga bernama Fatir menganggap truk tronton pengangkut batubara kerap kali membuat masalah.
Dia mencontohkan, mulai dari terbalik hingga membuat kemacetan dan kerusakan jalan umum yang diduga akibat beban muatan melebihi kapasitas.
"Sebenarnya truk tronton pengangkut batubara itu tidak layak melintas di wilayah Lampung Utara ini. Sebab, jalan menjadi rusak karena beban angkutannya sangat berat. Mereka beroperasi dijalanan pada malam hari. Mestinya diangkut pakai truk kecil, " kata Fatir.
Beberapa bulan yang lalu, kata dia, ada sekelompok warga di Lampung Utara memprotes agar truk batubara tidak melintas di wilayah setempat. Sempat beberapa hari tidak aktifitas saat adanya penolakan dari masyarakat.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait