Cerita Rakyat di Lampung, Si Pahit Lidah yang Terkenal dan Melegenda
 
                 
             
                Mendengar ini Aria Tebing merasa heran, dia merasa tidak pernah berbuat apapun yang salah dan curang. Di tengah kebingungan Aria Tebing, ia tahu bahwa kakak iparnya itu adalah orang yang sakti, setelah lama berpikir, akhirnya Aria Tebing mendapat ide.
 
                                    Dia kemudian menceritakan kejadian itu dan membujuk kakaknya yang tak lain adalah istri dari Serunting untuk memberitahukan rahasia kelemahan Serunting.
Pada awalnya, istrinya serunting tidak ingin memberitahu apa kelemahan suaminya tersebut. Tetapi, akhirnya istri Serunting iba melihat adiknya yang terus memohon, kemudian dia memberitahukan bahwa kesaktian Serunting berada pada tumbuhan ilalang yang bergetar meskipun tak tertiup angin.
 
                                    Mendengar hal itu, Aria Tebing menancapkan tombak ke ilalang tersebut. Ini dilakukan sebelum dirinya bertanding. Kemudian, keduanya bertempur hingga Serunting kalah dengan kondisi terluka parah.
 
Melihat kesalahannya itu, Serunting segera mengetahui bahwa istrinya lah yang memberi tahu Aria Tebing tentang kelemahannya, merasa dikhianati akhirnya Serunting pergi mengembara, ia bertapa di Gunung Siguntang. Saat sedang bertapa, dia mendengar suara Hyang Mahameru. 
Di sinilah, Serunting meminta kekuatan gaib kepada hyang mahameru. Dengan negosiasi panjang, hyang mahameru menawarkan sebuah kekuatan dengan sebuah persyaratan, yaitu harus bertapa di bawah pohon bamboo hingga tubuhnya ditutupi oleh daun-daun dari pohon bambu itu, maka akan berhasil mendapatkan kekuatan itu.
Dua tahun berlalu, akhirnya daun-daun dari pohon bambu sudah menutupi tubuh Serunting. Kini dia memiliki kesaktian yaitu setiap perkataan yang keluar dari mulutnya akan menjadi kenyataan dan kutukan.
Dengan kekuatan ini, suatu hari, ia berniat ingin pulang ke kampung halamannya, di Sumedang. Di perjalanannya, ia selalu mengutuk apapun yang dilihat. Seperti, dia mengutuk semua pohon tebu menjadi batu. Dan dalam sekejap, pohon-pohon tebu tersebut menjadi batu.
Tak hanya itu, disepanjang tepi Sungai Iambi, dia kembali mengutuk semua orang yang dijumpai menjadi batu. Karena kekuatan yang ia miliki itulah, membuat Serunting menjadi sombong, angkuh. Lama kelamaan Serunting menjadi orang yang angkuh dan sombong.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto
 
                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                     
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                