Ritual dan Prosesi Pernikahan Adat Lampung, Lengkap dengan Penjelasan dan Maknanya
Ritual dan prosesi pernikahan Adat Lampung selanjutnya yakni Nyirok. Ritual in ini disebut juga mengikat.
Nyirok biasanya dilaksanakan di waktu yang sama dengan acara lamaran atau Nunang. Dalam prosesi ini, calon mempelai pria berkesempatan untuk memberi tanda pengikat dan hadiah kepada calon mempelai perempuan.
Hadiah itu berupa mas berlian, kain jung sarat. Selanjutnya, orang tua calon mempelai pria mengikat pinggang calon mempelai wanita dengan benang lutan tiga warna.
Benang berwarna merah, putih, hitam sepanjang 1 meter itu diharapkan kedua pasangan berjodoh dan terhindar dari halangan.
d. Menjeu
Usai Nyirok, proses selanjutnya yakni Menjeu atau berunding. Ini dilakukan setelah rangkaian prosesi lamaran.
Pihak keluarga pria akan mengirim utusan untuk berunding dengan pihak keluarga calon mempelai wanita guna membicarakan tentang uang jujur, mas kawin, adat apa yang akan digunakan, serta menentukan tempat acara akad nikah.

e. Sesimburan atau Siraman.
Ritual dan prosesi pernikahan Adat Lampung selanjutnya disebut sesimburan atau siraman. Sesimburan disebut juga memandikan.
Prosesi ini dilakukan di sumur atau kali dengan arak-arakan. Calon mempelai perempuan dipayungi dengan payung gober, diiringi dengan musik tradisional atau tetabuhan dan talo lunik.
Uniknya, calon mempelai perempuan tidak sendirian menjalani prosesi ini. Dia bersama para gadis dan ibu-ibu mandi bersama dan saling simbur.
Proses ini bertujuan untuk menyucikan diri. Selain untuk menyucikan diri, prosesi sesimburan ini juga bertujuan untuk menolak bala sebelum akad nikah.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto